Spiga

Asyik Masyuk dengan Flock

Satu hal dahsyat yang dilahirkan internet adalah cara berjejaring baru dengan banyak orang di kolong langit. Dengan teman-teman jejaring itu kita dapat berbagi banyak hal: informasi, foto, video, dll.

Browser adalah pintu gerbang kita memasuki dunia internet. Sebelumnya, aktivitas berjejaring dan berbagi kita lakukan dengan cara masuk dulu ke situs tertentu, apakah flickr, youtube, atau layanan penyedia blogg.

Sekarang, urusan berinteraksi dengan teman-teman di dunia maya jauh lebih sederhana. Pasalnya, sudah tersedia browser yang mengintegrasikan aktivitas kita berjejaring. Namanya Flock, the social web browser. Browser ini berbasiskan firefox, cuma rasanya saja beda. Bisa dibilang, ini firefox dengan rasa social network. Cobain deh, Anda pasti akan langsung asyik masyuk berselancar di dunia maya.

Jika para pengguna firefox harus menginstall sejumlah add-ons untuk kepentingan social network mereka, maka flock sudah mengintegrasikan itu langsung di browsernya.

Misalnya, Anda gak perlu lagi masuk ke facebook untuk sekedar tahu status teman-teman Anda atau foto-foto yang mereka upload. Di sisi sebelah kiri ada jendela yang menyajikan aktivitas di halaman facebook Anda.

Untuk urusan ngeblog, Anda juga gak perlu harus masuk ke halaman editor blog karena flock telah menyediakan uploader. Beberapa layanan blog yang didukung antara lain Blogger, Wordpress, Typepad, Moveable Type, Live Journal dan Drupal. Demikian pula untuk urusan upload foto ke flickr.

Sejumlah situs yang terintegrasi dengan flock antara lain facebook, photobucket, digg, flickr, myspace, pownce, twitter, youtube, picasa, piczo. layanan blog yang disebut di atas, delicious, gmail dan yahoo mail.

Kalau mau tahu soal flock silakan klik di sini, kalau mau langsung nyoba silakan download di sini.

Budi Putra, Passion Seorang Blogger

Kalau Anda bertemu dengan Budi Putra dan bertanya apa profesinya, jangan kaget jika ia menjawab blogger. Ya, Budi Putra adalah full time blogger atau istilah kerennya blogger profesional. Jika bagi sebagian orang ngeblog adalah kegiatan sampingan, tidak demikian bagi Budi. Ia menghabiskan seluruh waktunya untuk mengelola sejumlah blog miliknya. Ia tercatat sebagai blogger profesional Indonesia pertama. Di kartu namanya tertulis ”Tech Writer & Blogger” di bawah namanya.

“Pekerjaan ini menyenangkan, saya tidak perlu datang ke kantor menghabiskan dua sampai tiga jam di jalan. Saya bisa bekerja di rumah, atau jika bosan saya ke luar nongkrong di cafĂ© dan ngeblog,” ujar Budi Putra dalam perbincangan dengan kompas.com suatu sore.

Perkenalan Budi dengan dunia blog belumlah lama. Ia mulai ngeblog tahun 2001. Tapi, belum serius. Postingnya hanya sebatas mengarsipkan tulisan-tulisannya sebagai wartawan yang dimuat di media tempatnya bekerja. Blog-nya pun tidak terurus karena tertinggal oleh kesibukannya sebagai wartawan.

”Tahun 2006 saya mulai menjadi blogger yang baik. Artinya blogger yang baik adalah rajin buat posting, menjawab komentar, blogwalking (berkunjung) ke blog lain dan menyapa pemilik blog,” tuturnya.

Hanya butuh waktu satu tahun sejak ia menjadi blogger yang baik hingga akhirnya memutuskan sepenuhnya ngeblog dan memilih blogger sebagai profesi dan tumpuan hidupnya. Pada 1 Maret 2007 Budi Putra resmi mengundurkan diri sebagai wartawan di sebuah media nasional. Padahal, karirnya tidak jelek sebagai pekerja pers: editor rubrik teknologi. “Keputusan ini tidak gampang. Pergulatan saya setahun sebelum memutuskan pilihan ini,” ungkap Budi.

Sebuah keputusan yang sangat berani, tapi tentu saja bukan tanpa perhitungan. Setidaknya ia sadar betul bahwa ia tidak ingin bunuh diri dengan meninggalkan pekerjaan mapannya sebagai wartawan di sebuah media besar. Cita-cita masa kecilnya menjadi wartawan tidak pula kandas karena sebagai blogger ia terus menulis.

Budi Putra lahir dan besar di Payakumbuh, Sumatera Barat, 12 September 1972. Sejak kecil ia bercita-cita menjadi wartawan meski kedua orangtuanya, Pasangan Bachtiar dan Musril, berharap kelak ia bisa menjadi seorang diplomat. Sejak SMP Budi sudah keranjingan menulis. Karyanya kerap dimuat di Harian Singgalang. Usia 19 tahun saat masuk tingkat pertama di Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, Budi diterima sebagai wartawan di harian itu. Kemampuan bahasa Inggrisnya yang baik membuatnya didapuk menjadi redaktur internasional pada tahun kedua. Masih kinyis-kinyis, usianya baru 21 tahun dan belum selesai kuliah.

Persentuhannya dengan dunia teknologi terjadi tahun 1996 ketika ia mendapat fellowship selama tiga bulan ke Jepang. Di sana ia terkagum-kagum melihat para petani di negeri Sakura itu sudah mengakses internet untuk memperoleh informasi. Pulang ke Padang ia serius belajar bahasa pemrograman secara otodidak. Hasilnya, ia sukses meng-online-kan Harian Singgalang pada tahun 1997. Tahun 2000 Budi hijrah ke Jakarta bergabung dengan sebuah media nasional sampai akhirnya dipercaya sebagai editor rubrik teknologi.

Serius Belajar
Dunia blog sudah mengganggu benak Budi sejak dua tahun silam. Sebagai editor rubrik teknologi ia sudah mencium gelagat bahwa wahana baru di dunia maya ini cepat atau lambat akan menjadi ancaman buat media cetak. Sebagai pekerja pers di media cetak ia merasa gelisah. ”Kita tidak mungkin mengabaikan perkembangan teknologi baru ini. Saya bilang pada diri saya sendiri saya harus pelajari ini. Untuk apa? Untuk perkembangan media cetak. Ternyata ada banyak hal positif yang bisa dipelajari. Blog menawarkan sebuah interaksi, membangun kedekatan antara penulis dan pembaca. Selama ini komunikasi media cetak kan hanya satu arah, komunikasi yang jauh,” terangnya.

Budi pun lantas serius mempelajari dunia blog. Buku-buku tentang blog di Amazon diborongnya. ”Di Jakarta, mungkin buku tentang blogging terlengkap salah satunya adalah di rumah saya. Belum terhitung buku-buku lain tentang internet,” cetusnya.

”Blog itu dunia baru yang ilmunya masih sedikit. Jadi kalau kita tidak belajar tidak bisa. Ngeblog tidak bisa dikembangkan hanya dengan common sense. Kita harus pelajari toksonominya, blogsphere (dunia blog) itu seperti apa, kenapa blog harus ditulis spesifik, pendek, kenapa link penting, kenapa komentar harus dijawab. Semua ada alasan dan ilmunya. Jadi kalau kita masuk ke dunia ini hanya berbekal common sense tidak jadi apa-apa,” jelas dia lagi.

Namun sayang, Budi mendapati visi para pekerja pers di media cetak memandang internet dan blog sebagai ancaman. Jangankan blog, situs media pun tidak dikelola dengan baik. “Mereka berpikir kalau mengembangkan (media) online-nya edisi cetak mereka tidak akan dibeli orang. Itu persepsi yang keliru seratus persen. Padahal kita bisa mengonvergensikan dua medium ini menjadi kekuatan baru,” tegasnya.

Sambil terus melahap seluruh informasi tentang blog Budi mulai serius mengelola blog-blog pribadinya yang semua bertema teknologi, yaitu www.budiputra.com, www.asiatech.com, www.indonesiatech.com dan www.3Gweek.com. Perlahan, ia menemukan kesenangan di jagad blog ini. Ia ngeblog bukan karena kewajiban bahwa blog-nya harus di-update, tapi karena cinta akan dunia baru yang dilakoninya itu. Upayanya tidak sia-sia. Di blogsphere namanya mulai populer sebagai blogger teknologi. Sebagai editor teknologi, jaringan dengan industri pun terkelola dengan baik.

Tawaran pun datang. CNET ASIA, sebuah situs teknologi, mengajaknya bergabung ngeblog di sana bersama sejumlah blogger teknologi Asia lainnya. Ada blogger dari Singapura, Korea, Jepang, Malaysia, Cina, India dan Filipina. Budi adalah representasi blogger Indonesia. Kewajiban Budi adalah membuat posting dua kali seminggu. CNET ASIA memberinya honor yang besarnya sedikit banyak tidak berbeda dari penghasilannya sebagai jurnalis. Selain itu, ia juga mulai mendapat penghasilan dari iklan pada blog-blog pribadinya.

Peluang mendapatkan penghasilan dari aktivitas ngeblog mulai terbuka. Ia menjelaskan, ada tiga peluang yang bisa diambil oleh seorang blogger. Pertama, menjadi publisher blogger. Seorang blogger dapat menghasilkan uang dari iklan pada blognya. Jika ingin mendapat penghasilan yang lumayan blogger dituntut menulis dalam bahasa Inggris dengan konten yang bermutu. Kalau tidak, ia menjamin, iklannya tidak akan tinggi. Contoh publisher blogger yang sukses adalah Darren Rowse. Blognya, www.problogger.net, bisa meraup 2.000 US dolar sebulan.

Kedua, menjadi blogger berbayar. Seorang blogger menulis di blog-blog terkenal dan dibayar untuk itu. Untuk menjadi blogger berbayar, seorang blogger dituntut kompeten pada satu bidang tertentu. ”Sekarang banyak blog yang butuh penulis. Saya baru saja ditawari lagi untuk menulis di salah satu blog, tapi saya sudah tidak punya waktu,” tutur Budi.

Ketiga, lanjutnya, adalah menjadi konsultan. Jika seorang blogger paham betul tentang dunia blog, ada banyak perusahaan atau pribadi yang membutuhkan pengetahuan mereka.

“Dari tiga celah itu saya pilih dua yang terakhir (blogger berbayar dan konsultan),” tegas Budi. ”Saya tidak mendorong orang untuk yang pertama (publisher blogger) karena kalau begitu buat saya dunia blog sempit dan hanya untuk uang. Orang mau ngeblog sudah tanya uang. Awalnya jangan pikirkan uang. Mulai dan carilah kenikmatan sampai betul-betul menemukan passion-nya. Setelah Anda menemukan passion Anda di dunia blog uang akan datang sendiri, “ kata dia.

Mendirikan ABN
Lambat laun aktivitas Budi di dunia blog semakin intens. Berbagai tawaran kerjasama terus datang. Tapi, ia tidak mungkin menyambut tawaran-tawaran itu karena ia masih berstatus sebagai jurnalis yang terikat dengan institusi media tempatnya bekerja. ”Saya harus fair. Kalau saya terima semua tawaran-tawaran itu pasti ada conflict of interest. Saya tidak mau,” ujar Budi.

Sampai suatu ketika, dalam sebuah acara hajatan teknologi di Singapura, Budi bertemu dengan sejumlah blogger yang mengembangkan blog dan berbisnis di dunia itu. ”Mereka bertanya pada saya, di Indonesia apa yang sudah ditawarkan oleh industri blog. Saya tersadar di Indonesia tidak ada sama sekali industri blog dan saya malu sekali waktu itu. Nah, sejak saat itu mulai muncul dorongan dalam diri saya untuk berbuat sesuatu,” cerita Budi.

Setelah berkonsultasi dengan sejumlah teman bulatlah tekadnya untuk membawa blog Indonesia ke dunia industri. Bulat pula tekadnya untuk mengakhiri karir jurnalistiknya di media tempatnya bekerja. Pada 1 April 2007, persis sebulan setelah mengundurkan diri sebagai jurnalis, Budi mendirikan PT Asia Blogging Network (ABN). Dua bulan kemudian, tepatnya 6 juni 2007, Budi meluncurkan situs www.asiablogging.com. Situs ini adalah situs komunitas blogger yang menulis tentang beragam topik. Layaknya sebuah media, situs ini memiliki 15 rubrik yaitu bussiness, city, film, health, writing, sport, lifestyle, media, hobby, science, music, technology, tips, travel dan personal.

Budi mencari sendiri bloger-bloger yang menulis di situsnya. ”Saya tidak meminta mereka menulis untuk rubrik tertentu. Mereka justru saya tanya mau menulis apa, lalu saya bikinkan rubriknya. Saya ingin mereka menulis dengan passion, menulis dengan senang. Jadi, kalau mereka ngeblog itu seperti sedang beristirahat,” ungkapnya.

Kini ABN memiliki 40 blogger dengan 90 blog. Satu orang blogger memegang dua sampai tiga blog. Mereka dibayar? ”O, tentu saja,” sahut Budi. ”Tidak besar, tapi paling tidak bisa untuk biaya akses internet, beli buku untuk tambah wawasan. Kalau suka film ada duit buat tambah-tambah beli film. Karena sebetulnya mereka ngeblog bukan untuk cari duit tapi memang sudah senang. Tapi, saya harus memberi apresiasi atas kesediaan mereka ngeblog di ABN,” ungkapnya.

Jika Budi adalah blogger profesional pertama Indonesia maka ABN adalah perusahaan blog pertama di Indonesia. Ia optimistis prospek industri baru ini cerah. ”Karena industri bloging di Indonesia masih nol kilometer. Ketika saya meluncurkan situs ini banyak pihak yang kontak. Mereka butuh komunitas blogging untuk promo produk mereka yang terkait dengan blog tidak untuk hardsell tapi untuk membangun image,” terangnya.

O, iya, Budi Putra punya kartu nama satu lagi dengan identitas PT Asia Blogging Network. Di bawah namanya tertera ”CEO” (Chief Executive Officer). ”Kartu nama yang ini untuk komunikasi dengan dunia industri,” ujarnya sambil tersenyum. (J Heru Margianto)


Foto: www.asiablogging.com

Dari "Blog" Menjemput Peluang

”Hi, I am Trinity, an ordinary woman in Jakarta who loves traveling. This is my journal and thoughts collected from my trips around the globe and across my lovely country, Indonesia.”

Itu catatan identitas pemilik blog yang namanya tidak kalah membangkitkan keingintahuan, naked-traveler.blogspot.com.

”Sengaja saya memakai nama Trinity, nama yang mengingatkan pada tokoh film Matrix, untuk menarik minat dan diklik orang ketika mereka mencari pakai mesin pencari,” kata Perucha, pemilik situs tersebut.

Menurut Trinity, begitu dia lebih suka disebut, tidak mungkin pakai nama perempuan, misalnya, Yanti, karena orang biasanya tidak akan mencari nama itu dalam mesin pencari.

Nama blog-nya juga provokatif. Naked, dari bahasa Inggris, yang artinya telanjang. Tetapi, seperti ditulis Trinity di blog-nya, tidak ada ketelanjangan di sana.

Pasti bukan karena nama yang provokatif dan mengundang imajinasi nakal itu yang membuat orang datang ke blog tersebut yang sampai Sabtu petang lalu sudah diklik 279.262 pengunjung.

Cerita perjalanan dengan sentuhan pribadi dalam blog yang dibuat mulai tahun 2006 itu memang menarik. Simak judul You.Me.Marry, misalnya. Trinity bertutur tentang pengalamannya sebagai traveler perempuan yang bepergian dengan sesama teman perempuan, berulang kali diajak menikah oleh lelaki berkulit hitam. Entah di Roma, Italia, atau di Amerika. Mulai dari cara merayu sampai digotong lelaki kulit hitam untuk dipaksa menikah dituturkan Trinity di situ.

Bernilai ekonomi

Dari awalnya hanya sebagai cara mencurahkan berbagai pengalaman selama berkelana, akhirnya blog yang populer itu mengilhami lahirnya buku.

”Ada 70 cerita yang di-copy-paste dari cerita tahun 2005-2006 dalam blog saya menjadi buku The Naked-Traveler,” kata Trinity. Buku terbitan Bentang Pustaka tahun 2007 itu sudah dua kali cetak ulang dengan jumlah 30.000 buku.

Pengalaman mirip juga berlaku pada Raditya Dika (23). Mahasiswa semester V Jurusan Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia membangun blog pribadi kambingjantan.com sejak 2002. Blog ini berisi pengalaman sehari-hari yang dia tuliskan secara lucu.

Tak dinyana blog ini menarik banyak pengunjung dan mendapat penghargaan The Best Indonesian Blog dari blog theflyingchair.net yang rajin memberi peringkat pada blog di berbagai negara.

Popularitas blog kambingjantan lalu menarik minat penerbit Gagas Media tahun 2005 menerbitkan buku yang memakai judul sama dan isinya diambil dari blog.

Bukunya pun tak kalah laku. Raditya memperkirakan tahun ini buku itu telah dicetak 19 kali dan memberi dia royalti lebih dari Rp 100 juta.

Pembangkitan nilai ekonomi yang tidak direncanakan dari awal juga terjadi pada blog ndorokakung.com milik blogger senior, Wicaksono.

Meskipun disampaikan secara ringan, blog itu memberi informasi seputar dunia politik, kebanyakan isu dalam negeri. Komentar terbarunya antara lain tentang blog kartun Nabi Muhammad SAW yang membuat banyak orang marah. Tidak seperti dugaan banyak orang, menurut ndorokakung.com kartun itu sudah muncul beberapa bulan. Kehebohan meledak setelah media arus utama mengangkatnya sebagai berita.

Cara mengisi blog yang konsisten, informasinya dapat dipercaya dan selalu diperbarui, serta disajikan ringan membuat blog Wicaksono memiliki banyak pengunjung. Pemeringkatan yang dilakukan blog indonesiamatters.com menempatkan ndorokakung.com pada peringkat kelima blog terpopuler di Indonesia.

Pemeringkatan itu, menurut Wicaksono, dapat dipakai calon pemasang iklan menempatkan iklan mereka. Ndorokakung.com pun mendapat iklan meskipun belum ajek.

Nilai ekonomi yang muncul dari kegiatan kreatif ini dapat melebar ke arah yang semula tak dibayangkan pembuatnya. Cerita dalam dalam buku itu kini dijadikan film berjudul sama yang ditargetkan putar perdana di bioskop awal 2009.

Raditya menulis skenario film itu bersama Salman Aristo dengan sutradara Rudy Sujarwo. ”Saya tidak menjual putus cerita itu, tetapi menggunakan sistem royalti,” kata Raditya.

Alat pemasaran

Karena sifatnya yang menular seperti virus—mereka mengistilahkan viral communication—blog juga bisa ampuh sebagai alat pemasaran.

Iqbal Prakarsa membuat blog wetiga.com untuk mempromosikan warung angkringannya yang menjual nasi kucing—nasi dalam porsi mini—dan wedang jahe di Jalan Langsat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Pengunjung Warung Wedang Wi-fi (Wetiga) mendapat fasilitas internet gratis, tetapi harus bawa laptop sendiri.

Pengunjung Wetiga akan dipotret lalu fotonya dimasukkan dalam wetiga.com. Kiat itu berhasil dan warung yang baru buka malam sejak dua bulan itu beromzet rata-rata Rp 500.000-Rp 600.000 semalam.

Dengan cara itu pula kampanye Gerakan Seribu Buku Komunitas Blogger BHI (Bundaran Hotel Indonesia) berhasil mengumpulkan 1.500 buku. Salah satu penyumbangnya Dubes Amerika untuk Indonesia Cameron R Hume. Dubes Hume mendatangi warung angkringan itu dan dalam foto di wetiga.com terlihat ikut makan tempe.

Hak cipta

Meskipun memberi banyak peluang tak terduga, blog juga membawa risiko, yaitu pembajakan karya.

Raditya langsung menutup kambingjantan.com ketika menyadari potensi pembajakan itu setelah blog-nya ternyata bernilai ekonomi. Sebagai ganti, dia membuat raditya.com sebagai alat pemasaran untuk buku-buku dan filmnya.

Sementara Trinity tidak khawatir isi blog-nya dibajak dengan alasan bahasa, sudut pandang, serta lokasi yang diceritakan amat personal, sutradara film iklan, Iman Brotoseno (42), sempat jengkel karena blog-nya dimanfaatkan orang tanpa izin.

Lebih nekat lagi, informasi itu diterbitkan sebagai bagian dari buku. Ketika sedang berjalan-jalan di Jakarta, Iman menemukan buku berjudul Soekarno Uncensored, Benarkah Soekarno Lebih dari Soeharto?. Bab ”Akhir yang Tragis” di halaman 99-102 ternyata mengutip mentah-mentah tulisan dari blog Iman.

Iman mengaku terlalu sering tulisannya dalam blog dicomot tanpa izin. ”Tetapi, kali ini keterlaluan karena sampai dibuat buku. Saya hanya butuh pengakuan, seharusnya penulis buku itu mencantumkan sumbernya,” tandas pemilik blog imanbrotoseno.com. Setelah Iman mengirim surat teguran, penulis buku itu mengakui kekeliruannya dan menarik buku dari peredaran.

”Sebenarnya dunia maya juga terikat aturan hukum. Karya tulisan, gambar, atau film dilindungi oleh World Intellectual Property Organization sebagai hak kekayaan intelektual. Sama seperti UU Informasi dan Transaksi Elektronik Tahun 2008, perlindungan WIPO tidak dibatasi wilayah geografis,” jelas Ketua Umum Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia Sylvia Sumarlin.

Nah, meskipun dunia maya memberi kebebasan seluas-luasnya, ternyata tetap ada etika dan aturan yang tidak bisa diabaikan. (IND)


Sumber: Kompas Cetak, Minggu, 23 November 2008
Foto:
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG

Dari Dunia Maya lalu Kopi Darat

Blogger boleh punya banyak teman yang didapat melalui dunia maya, tetapi itu ternyata tak memuaskan kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial. Karena itu, para blogger yang merasa punya kesamaan kepentingan atau aspirasi membuat komunitas di dunia nyata.

Komunitas itu muncul di berbagai daerah di Indonesia, seperti komunitas Cah Andong di Yogyakarta, Anging Mamiri di Makassar, Bali Blogger Community (BBC) di Bali, dan Komunitas Blogger BHI (Bundaran Hotel Indonesia) di Jakarta.

Saiful (31) yang bersama temannya, Bachtiar, mendirikan Komunitas BHI pada pertengahan 2006 mengatakan, awalnya dia membuat blog yang isinya adalah unek-unek perasaan sebagai ”orang kampung” yang merantau di Jakarta.

”Banyak sekali hal jauh berbeda di Jakarta dibandingkan dengan kehidupan saya di Cilacap,” kata Saiful yang karyawan Bank Indonesia itu.

Ternyata blog-nya menarik perhatian sejumlah perantau yang punya perasaan sama. Dari sana lalu terpikir untuk bertemu di dunia nyata. Mereka memilih tempat berkumpul di trotoar di depan Plaza Indonesia di seberang Bundaran Hotel Indonesia untuk kopdar (kopi darat). Karena itu, nama komunitas mereka yang sangat cair itu Komunitas BHI. Mereka bertemu di sana tiap Jumat malam sepulang kantor.

Dunia nyata


Dari bertemu secara rutin, mereka merasa harus melakukan sesuatu di dunia nyata.

”Kami tidak ingin dianggap NATO (no action talk only/omong doang),” kata Herman Saksono (27), salah satu moderator Cah Andong.

Selain kegiatan seminar dan bincang-bincang, Cah Andong juga mengadakan kegiatan dadakan seperti bakti sosial dan bersih pantai di Pantai Pandansari, Yogyakarta.

Sebagai kegiatan rutin, blogger Cah Andong mengelola situs wajahjogja.com. Di situs ini, para blogger Cah Andong meliput dan menulis profil orang Yogya.

Profil yang dimunculkan tidak harus orang terkenal atau orang berpendidikan di Yogyakarta, tetapi bisa juga profil rakyat kecil seperti penjaja koran, gelandangan yang jadi korban penertiban, nelayan yang sulit mendapat ikan, dan lain-lain.

Pilihan pada orang kecil bukan tanpa maksud. Dengan cara itu, blogger Cah Andong ingin menggugah kepedulian siapa saja akan nasib rakyat kecil. ”Jadi, jangan hanya mengandalkan pemerintah,” tutur Herman.

Komunitas BHI membangun kegiatan produktif untuk masyarakat tidak mampu di Desa Bangsari, Cilacap. Menurut anggota BHI, Iman Brotoseno, di desa miskin itu mereka membagikan bibit kambing untuk diternak warga desa. Uang hasil penjualan kambing digunakan warga desa untuk menyekolahkan anak-anak mereka.

Jumat malam lalu BHI mengadakan Muktamar Blogger II di depan Plaza Senayan. Menurut Saiful, ada sekitar 40 orang datang di acara yang dimulai pukul 21.00 hingga lewat tengah malam. Di situ mereka juga menutup kampanye Gerakan Seribu Buku yang berhasil mengumpulkan 1.500 buku untuk anak-anak sekolah.

”Kampanye itu kami posting di blog, siapa saja boleh menyumbang,” kata Saiful. Buku yang terkumpul itu dikirim ke sekolah-sekolah antara lain di Yogya, Cilacap, dan Jakarta.

Cah Andong juga memilih Jumat malam untuk acara rutin Juminten-an atau Jumat Midnite Tenguk-Tenguk (nongkrong). Biasanya sekitar 30 orang blogger Cah Andong bertemu di depan monumen Serangan Oemoem Satu Maret di perempatan Malioboro. (IND/BSW/NMP)


Sumber: Kompas Cetak, Minggu, 23 November 2008
Foto:
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Para blogger memanfaatkan warung angkringan Warung Wedang Wi-fi di Jalan Langsat I, Jakarta Selatan, untuk kopi darat.

Info Sesat di Dunia Maya

Matahari akan bersinar 36 jam nonstop pada 17 Oktober 2008. Ini terjadi 2.400 tahun sekali. Kita beruntung dapat menyaksikan dan merasakannya. Beritahukan yang lain, ya!

Informasi yang beredar dari milis ke milis bulan lalu ini sempat menghebohkan. Sejumlah media arus utama pun sempat terpancing untuk menulis dan mengonfirmasikan berita ini kepada ahli astronomi. Hasilnya, informasi itu tidak benar.

Di rimba internet, informasi sampah semacam ini sangat banyak. Informasi yang dikategorikan hoax (cerita bohong) ini dengan leluasa menyelonong ke kotak surat elektronik setiap orang. Sering kali hoax membuat heboh dan merugikan banyak pihak.

Sebagian warga Yogyakarta, Mei lalu, misalnya, sempat khawatir karena beredar informasi di dunia maya bahwa 11 hari lagi akan ada gempa dahsyat yang memicu tsunami. Untuk lebih meyakinkan, berita itu mencatut nama jaringan televisi CNN. Menurut informasi itu, CNN memberitakan lempeng bumi Australia sedang bergerak ke arah utara menuju Asia dan akan menabrak Pulau Jawa.

Namun, hingga 11 hari berikutnya, Yogyakarta ternyata aman-aman saja. Pasalnya, informasi itu memang bohong.

Di Paris, Perancis, sebagian orang takut ke bioskop karena ada informasi yang menyebutkan banyak orang pantatnya tertusuk jarum yang ditebar di kursi bioskop. Yang menakutkan, jarum tersebut dilaporkan telah terkontaminasi HIV. Lebih seram lagi, akibat tertusuk jarum itu, para korban belakangan diketahui tertular HIV.

Hoax serupa juga menyebutkan, seorang gadis muda yang berencana menikah tertusuk jarum di Priya Cinema, New Delhi, India. Jarum itu diberi catatan ”Selamat Datang di Dunia Penderita HIV”.

Selanjutnya, hoax tersebut menjelaskan, empat bulan setelah tertusuk jarum, gadis itu meninggal karena syok berat. Hoax itu juga mewanti-wanti semua orang untuk berhati-hati dan waspada di tempat umum.

Ciri-ciri


Ada beberapa ciri hoax, antara lain informasinya sensasional, berisi peringatan-peringatan berbahaya tanpa dasar yang jelas, dan menuntut pengguna internet untuk menyebarkannya ke orang terdekat, keluarga, atau pengguna internet lain.

Begitulah rimba raya internet. Informasi yang melimpah ruah tidak selamanya membantu orang. Sebagian justru menyesatkan.

Wicaksono, blogger senior di Jakarta, mengatakan, pengakses tidak boleh polos dan percaya 100 persen informasi dari internet. ”Tidak selamanya internet membuat segalanya terang benderang,” kata dia. (BSW/DHF)


Sumber: Kompas Cetak, Minggu, 23 November 2008 | 10:37 WIB

Mabuk Dunia Maya, sampai Lupa Etika

Oleh Ninuk Mardiana Pambudy & Budi Suwarna


Munculnya ”blog” berisi kartun berbahasa Indonesia yang menggambarkan fisik Nabi Muhammad SAW kembali bikin heboh. Wordpress, situs tempat ”blog” itu berada, menutup akses ke ”blog” tersebut pada Rabu (19/11) malam begitu siangnya ada permintaan dari Pemerintah Indonesia.

Sepekan sebelumnya, pemasar PT Bahana Securities terpaksa berurusan dengan pihak berwajib gara-gara mengirim surat elektronik kepada kliennya soal lima bank yang dilanda kesulitan likuiditas tanpa memverifikasi informasi itu. Juga masih menempel di ingatan heboh film Fitna yang dimasukkan dalam situs YouTube.

Daftar masalah yang muncul di dunia maya bisa amat panjang, tetapi manfaatnya, untungnya, jauh lebih besar. Dunia maya berkembang amat cepat ke arah yang tidak terbayangkan sebelumnya. Siapa saja bisa bergabung di sana dan apa saja dapat disampaikan di sana. Hasilnya, banyak kemungkinan terjadi.

”Saat ini masyarakat dalam euforia merasakan kebebasan mengeluarkan pendapat apa saja di dunia maya sampai-sampai lupa ada etika di sana,” Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia Sylvia Sumarlin.

Euforia itu muncul, antara lain, dalam bentuk penyelenggaraan Pesta Blogger 2008, Sabtu kemarin, di Kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta. Ini acara tahunan kedua para blogger yang diikuti sekitar 1.500 orang. Jumlah itu pun, menurut ketua panitia, Wicaksono, terpaksa dibatasi karena tempat. Sebelum di Jakarta, acara sejenis sudah diadakan di Bali dan Yogya dengan mengundang lima blogger asing, salah satunya Jeff Ooi, blogger asal Malaysia yang punya blog politik.

Sehari sebelumnya, Komunitas Blogger BHI (Bundaran Hotel Indonesia) mengadakan Muktamar Blogger II. Seperti namanya, acara itu diadakan di tepi Bundaran HI, di trotoar di depan Plaza Indonesia. Mereka rutin kumpul di sana tiap Jumat malam sepulang kerja.

”Acara kemarin malam penutupan kampanye Gerakan Seribu Buku. Lumayan, dapat 1.500 buku yang kami kirim ke sekolah di Yogya, Cilacap, dan Jakarta,” kata Saiful (31), asal Cilacap, pendiri BHI bersama Bachtiar.

”Blog”


Blog kini menjadi salah satu cara berkomunikasi di dunia maya yang lumayan populer di Tanah Air. Wicaksono, pemilik blog ndorokakung.com, memperkirakan ada tak kurang dari 500.000 blog yang dibuat orang Indonesia dan membentuk 34 komunitas.

”Jumlah pembuat sulit diketahui karena satu orang bisa punya lebih dari satu blog,” kata Wicaksono yang bekerja sebagai Redaktur Koran Tempo.

Berawal dari kata web log, blog awalnya adalah catatan harian yang ditempelkan (posting) ke sebuah situs yang dapat diakses siapa saja. Blog menjadi semakin populer ketika kemudian tersedia situs yang menyediakan diri sebagai rumah gratis bagi blog, seperti Blogspot dan Wordpress.

Apabila di dunia internasional blog mulai dikenal tahun 1998, di Indonesia, kata Wicaksono, peminatnya mulai muncul tahun 2004 dan meningkat tajam pada tahun 2007.

”Uniknya, di Indonesia paling-paling hanya 5 persen yang bicara politik. Mengherankan juga karena sekarang ruang untuk berpendapat jauh lebih bebas,” kata Wicaksono. Lainnya berisi mulai dari kuliner, wisata, atau perjalanan, jual-beli, hingga prosa dan puisi. Beberapa blog begitu populernya sehingga dapat membangkitkan nilai ekonomi.

Blog naked-traveler.blogspot.com milik Trinity yang berisi catatan perjalanan, misalnya, menghasilkan buku The Naked Traveler yang dua kali naik cetak dengan jumlah 30.000 buku. Blog kambingjantan.com milik Raditya Dika, yang sekarang sudah dia tutup, menghasilkan buku dan film.

Sebagai media yang dianggap lebih demokratis dan lebih jujur dari media tradisional dengan pendekatan jurnalistik, seperti media cetak, televisi, atau radio, blog memuat apa saja. Laporan dari tempat kejadian yang disajikan tanpa terikat kaidah jurnalistik yang menuntut antara lain verifikasi informasi, melaporkan secara seimbang, atau persyaratan tak memuat unsur yang menimbulkan ketegangan antaragama, suku, ras, dan antargolongan (SARA) bisa memberi perspektif berbeda terhadap suatu peristiwa.

Melihat keleluasaan blog yang tidak dibatasi jumlah halaman atau waktu penyiaran, blog belakangan juga digunakan media jurnalistik sebagai sarana wartawannya melaporkan hal-hal yang tidak dapat dituliskan di media utama. Majalah The Economist, misalnya, yang memuat informasi ekonomi-politik, blog para wartawannya memuat pengalaman yang lebih pribadi dan menyentuh kehidupan sehari-hari masyarakat di tempat mereka meliput.

Namun, kebebasan itu dapat disalahgunakan pembuat blog dengan memunggah informasi bohong (hoax). Informasi Sarah Palin tidak tahu Afrika adalah benua dan disiarkan stasiun televisi MNSBC setelah Pemilu AS usai ternyata hoax dari blog Martin Eisenstadt. Menurut The New York Times yang dikutip International Herald Tribune (14/11), blog tersebut benar-benar ada, tetapi Eisenstadt tidak nyata, bahkan hanya permainan.

Atau memuat isi yang bikin banyak orang tersinggung, seperti kartun Nabi Muhammad SAW. ”Kita punya Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang disahkan Maret 2008. Yang dilarang adalah pelanggaran kesusilaan, perjudian, penghinaan atau pencemaran nama baik, pemerasan atau pengancaman, berita bohong dan menyesatkan, serta yang SARA,” kata Sylvia Sumarlin. Transaksi elektronik maksudnya semua data yang mengalir melalui jaringan komputer dan media elektronik lain.

Jadi hansip


Meskipun begitu, banyak kemungkinan informasi bohong dapat muncul di dunia maya. Karena tidak menimbulkan kehebohan atau tak ada yang mengadukan kebohongan itu, tidak ada penindakan dari aparat hukum.

”Ada dua pandangan mengenai ini. Yang pertama, para blogger adalah penanggung jawab informasi di blog-nya. Yang kedua, pengunjung situslah yang harus dapat menyensor informasi yang dia terima,” kata Wicaksono. Alasannya, sudah disepakati umum informasi di dunia maya adalah informasi yang tidak diedit, tidak disensor, dan tidak disaring.

Yusro M Santoso, salah satu pendiri InMark Communication yang menyediakan tempat gratis untuk blog, dagdigdug.com, tidak terlalu khawatir dengan blog nakal.

”Teman-teman blogger jadi hansip. Mereka akan berbagi informasi kalau ada info tidak benar sehingga blog itu kehilangan kredibilitas. Kalau ada blog porno, pasti langsung kami tangkal,” kata Yusro yang pernah jadi wartawan.

”Ranah maya sebenarnya sama seperti dunia nyata, ada etika. Tetapi, saya lebih cenderung pengunjung blog yang menyaring informasi. Kalau blogger belum-belum sudah dibatasi, tidak asyik; menyimpang dari sifat demokratis blog,” kilah Iqbal pemilik Warung Wedang Wi-fi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dengan blog wetiga.com.

Tarik-menarik itu akan terus berlangsung dan siapa yang dapat menduga ke mana ujungnya, termasuk juga pembangkitan nilai ekonomi dari sana.



Sumber: Kompas Cetak, Minggu, 23 November 2008
Foto:
KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
Lebih dari seribu blogger berkumpul di acara Pesta Blogger 2008 di Jakarta, Sabtu (22/11).

Ampuhnya Kekuatan Internet

Tulisan bagus dari Mas KSP


Salah satu kekuatan Barack Obama (47) adalah memanfaatkan internet untuk menjaring pendukung dalam kampanye-kampanyenya dan mengumpulkan dana secara ”online”. Barack Obama memiliki situs-situs jejaring sosial yang populer tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di banyak negara di dunia, mulai dari Facebook, My Space, Linkedin, You Tube, Friendster, hingga Twitter.

Obama, Senator Illinois ini, mampu mengalahkan Hillary Clinton, Senator New York, saat konvensi Partai Demokrat. Kini dia menang atas John McCain dari Partai Republik dalam pemilihan 4 November. Saat pertarungannya dengan Hillary, Obama mengantongi dana 38 juta dollar AS selama kampanye dan hanya berutang 2 juta dollar AS. Adapun Hillary hanya memperoleh 6 juta dollar AS dan utangnya untuk kampanye membengkak 21 juta dollar AS.

Mengapa? Padahal, Hillary memiliki nama besar dan popularitas. Obama memanfaatkan internet. Obama memperoleh sumbangan dana kampanye lewat online hanya 5 dollar AS per orang, tetapi disumbang oleh jutaan orang.

Hillary masih menggunakan pola lama berkampanye, termasuk mencari dana. Hillary melupakan faktor kunci dalam dunia baru politik di AS, yaitu jejaring sosial. Ibaratnya, Hillary masih menggunakan AOL, Obama sudah memanfaatkan jejaring sosial Facebook. Hillary masih PC, Obama sudah sebuah Mac.

Jejaring sosial


Menguasai komunikasi publik memang salah satu kunci kemenangan. Franklin Delano Roosevelt menggunakan radio dan John F Kennedy memanfaatkan televisi untuk menggapai kemenangan. Kini Barack Obama menggunakan internet sebagai media sosial, menyapa masyarakat akar rumput melalui teknologi komunikasi yang berkembang amat pesat. Cek di Facebook, banyak ditemukan grup pendukung Obama.

Namun, Obama bukan politisi Amerika pertama yang memanfaatkan jejaring sosial untuk menuju kursi kepresidenan. Howard Dean menggunakan Meetup.com saat nominasi Partai Demokrat dalam pemilihan presiden tahun 2004. Dean saat ini berhasil mengumpulkan 27 juta dollar AS melalui online.

Pakar komunikasi Phil Noble, seperti dilansir BBC, menyebutkan, Obama meraih hampir satu miliar dollar AS selama kampanye tahun 2008. Jumlah ini 12 kali lebih banyak dibandingkan dengan perolehan John Kerry, yang juga memperoleh dana kampanye lewat cara yang sama tahun 2004.

Yang pasti, Obama dan tim suksesnya betul-betul memanfaatkan internet sebagai alat menuju kemenangan. Hal ini tidaklah heran karena di AS sebesar 71,9 persen atau 218,3 juta dari 303,8 juta penduduknya menggunakan internet (catatan InternetWorldStats hingga November 2007). Bahkan, internet telah menjadi bagian utama kehidupan politik Amerika.

Sampai akhir Oktober lalu, Obama memiliki lebih dari 1,7 juta sahabat di Facebook, beberapa di antaranya warga negara Indonesia, dan 510.000 teman di MySpace. Sebaliknya, McCain punya 309.000 teman di Facebook dan 88.000 di MySpace. Mengapa jumlah sahabat McCain di jejaring sosial lebih sedikit, ini bisa jadi karena faktor usia. McCain yang berusia 72 tahun kurang diminati penggemar Facebook dan MySpace yang sebagian besar kaum muda.

Di jejaring sosial Twitter, Obama memiliki lebih dari 45.000 pengikut. Semua aktivitasnya diinformasikan melalui jejaring sosial tersebut langsung kepada sahabat-sahabatnya. Jutaan orang di dunia, tidak hanya di Amerika, dapat menyaksikan pidato Obama melalui You Tube. Obama juga memiliki blog pribadi, mengajak pendukungnya berperan serta dalam pengumpulan dana melalui online.

Tidak seperti pesaingnya, McCain, Obama menulis surat elektronik (e-mail) pribadinya dan menciptakan video-video eksklusif untuk pendukung online-nya.

Yang juga menarik, video musik Yes We Can yang ditayangkan di You Tube, dengan bintang tamu antara lain Jesse Dylan, Will.i.am, Common, Scarlett Johansson, Tatyana Ali, John Legend, Herbie Hancock, Kate Walsh, Kareem Abdul Jabbar, Adam Rodriguez, Kelly Hu, Amber Valetta, Eric Balfour, Aisha Tyler, Nicole Scherzinger, dan Nick Cannon, dalam dua hari setelah dirilis diklik 698.934 kali.

Phil Noble menyebutkan, dua juta pendukung Obama bertindak sebagai sukarelawan selama masa kampanye, itu kunci penting kemenangan bersejarah ini. Profesor Thomas Patterson dari Universitas Harvard, Inggris, memperkirakan, popularitas Obama dalam jejaring sosial menarik para pemilih muda dan kalangan terdidik Amerika.

Obama dan tim suksesnya telah mengubah cara politisi menarik publik Amerika, termasuk mengumpulkan dana kampanye melalui online. Obama telah memindahkan politik kepresidenan masuk ke abad digital. (Robert Adhi KSP)

Sumber: www.kompas.com