Spiga

Selamat Datang "Kaum Am"


Ide tulisan ini mengendap bertahun-tahun di kepala saya. Sedang, tulisan ini sendiri juga mengendap hampir tiga tahun di komputer saya. Agak basi sebenarnya, tapi tak apalah dari pada mengendap menjadi sampah...

________________________



Filsuf Inggris, Thomas Carlyle (1795-1881), menulis, sejarah dunia merupakan rangkaian biografi orang-orang hebat (The Great Man). Orang-orang hebat ini jumlahnya sedikit, tapi mereka mampu mengubah wajah dunia. Lebih dari dua abad dunia kita banyak dipengaruhi ucapan Carlyle. Mereka yang kerap tampil di ruang-ruang publik, di halaman-halaman media adalah orang-orang besar.

Setiap akhir tahun suatu lembaga atau media selalu menasbihkan orang-orang hebat (person of the year) versi mereka. Hadiah Nobel diberikan kepada orang-orang besar itu. Begitu juga di Indonesia, sebuah majalah mingguan nasional di negeri ini, misalnya, dalam edisi akhir tahun 2006 menasbihkan 10 orang yang mengubah wajah Indonesia. Mereka adalah The Great Man.

Namun, teori The Great Man Carlyle ini mendapat tantangan yang serius di akhir tahun 2006. Majalah TIME edisi 25 Desember 2006-1 Januari 2007 menasbihkan tokoh yang tidak biasa. Person of the Year 2006 versi Majalah TIME adalah YOU. Covernya bergambar layar komputer berkaca mylar dengan papan ketik. Ketika Anda melihat gambar siapa di layar monitor berkaca mylar itu, Anda akan melihat wajah Anda sendiri.

Ya, menurut TIME, tahun 2006 bukan milik orang besar yang terkenal, tapi milik YOU, Anda, Kamu. Itu bisa berarti siapa saja. YOU adalah individu-individu yang selama ini tidak pernah dianggap sebagai bintang tapi telah bekerja mengubah wajah zaman melalui komputer dan jaringan internet di rumah atau di kantor mereka. TIME menulis di halaman covernya, "YOU. Yes, You. You control the information age. Welcome to your world."

Tahun 2006 menorehkan cerita tentang tingkah polah sebuah komunitas di jagad maya yang berkolaborasi dan bekerja diam-diam dalam skala yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Dunia tersentak ketika individu-individu itu bergerak bersama menyusun ensiklopedi maya Wikipedia. Jutaan artikel berbagai bahasa terserak menjadi halaman informasi gratis yang bisa diakses semua orang di seluruh dunia. Wikipedia yang disusun oleh orang-orang biasa meruntuhkan dominasi Britannica Online, ensiklopedia yang dikenal sebelumnya yang disusun oleh para ahli di bidangnya masing-masing.

Tahun 2006 juga tahunnya para blogger yang mengirim jutaan informasi di weblog mereka. Para blogger perlahan-lahan mengambil tempat di garda terdepan arus informasi. Mereka menyajikan hal-hal yang diabaikan media-media tradisional.

Dari blogosphere (dunia blog) kita bisa menyaksikan tulisan Kapten Lee Kelley (35) seorang tentara pasukan AS di Irak. Lewat blognya, Wordsmith at War, Kelley melaporkan apa yang terjadi di Ramadi, Irak, tempat ia bertugas. Jika Vietnam adalah perang pertama yang "ditelevisikan", Irak adalah perang pertama yang di-"blog"-kan. Kepada TIME, Kelley berujar, ia dan kawan-kawannya kecewa tentang bagaimana media mainstream memotret konflik di Irak dan Afghanistan. Media hanya melaporkan kekacauan-kekecauan besar yang terjadi sehingga masyarakat beranggapan bahwa situasi di sana betul-betul hancur berantakan. Inilah dalil tradisional jurnalistik, "bad news is a good news".

Untunglah, Kelley adalah tentara modern. Ia pergi ke medan perang tidak lagi hanya membawa bedil, tapi juga laptop. Lewat blognya, ia menulis sisi lain perang, tidak melulu kehancuran tapi juga sesuatu yang baik. Misalnya, bagaimana ia dan kawan-kawan tentara membangun sekolah. Ia tak habis pikir kemana saja para wartawan yang meliput di Irak. "Tidak ada orang yang tahu lebih baik tentang apa yang terjadi di medan perang selain tentara yang berada di garis depan," ujanya.

Luar biasa memang perkembangan blog. Technorati.com --mesin pencari weblog—mencatat, setiap hari 75 ribu blog muncul di dunia maya (data akhir tahun 2006). Jumlah ini meningkat dua kali lipat setiap lima bulan. Isinya macam-macam, mulai dari blog tentang Irak yang menceritakan perkembangan situasi di negara itu, blog yang mengkritik arsitektur lapangan golf, blog poker, blog investasi, sampai blog sederhana urusan asmara. Kini tidak ada lagi informasi yang dapat dibendung. Media massa bukan lagi lumbung terakhir penyedia informasi.

Selain blogger, ada satu contoh lain lagi bagaimana seorang individu biasa non bintang berkontribusi di belantara informasi dunia. Ali Khurshid, pemuda Pakistan yang pemalu berusia 22 tahun kini menjadi tekenal di negerinya karena foto-foto yang ia tampilkan di Flickr
- website yang memungkinkan kita saling bertukar foto.

Tentang Pakistan, lihatlah, apa yang selalu ditampilkann media? Yup, selalu tentang konflik politik di negara itu. Citra tentang Pakistan akibat pencitraan media adalah negeri yang ruwet oleh konflik. Khurshid lewat kamera poket digitalnya bercerita kepada dunia tentang sisi lain Pakistan. Sebanyak 200-an foto Khurshid menampilkan panorama alam Pakistan yang indah. Bukan Pakistan versi media.


Saat kita terlelap


Tahun 2006 berlalu dan kita tengah memasuki sebuah zaman baru. Kita seperti terlelap ketika dunia berubah begitu cepat. Dunia bukan lagi bulat tapi datar, kata Thomas L Friedman, wartawan senior, redaktur The New York Times.

Friedman, dalam bukunya The World is Flat, mendalilkan bahwa dunia sedang memasuki globalisasi tahap ketiga. Globalisasi pertama, di rentang tahun 1492-1800, menurut Friedman, terjadi sejak Columbus dengan petualangannya mematahkan mitos bahwa dunia tak berujung.Globalisasi tahap kedua berlangsung di rentang tahun 1800-2000 dimana invasi industri dan hegemoni perusahaan multinasional membuat dunia semakin kecil.

Kini, kita tengah memasuki gerbang globalisasi ketiga dimana dunia menjadi semakin lebih kecil lagi bahkan datar karena konvergensi antar komputer pribadi di seluruh dunia yang memungkinkan setiap orang dalam waktu singkat menulis apa saja yang ingin mereka tulis dan mewartakannya kepada dunia. Serat optik memungkinkan mereka mengakses lebih banyak materi di seluruh dunia dengan murah. Sementara, bentuk-bentuk baru perangkat lunak komputer memungkinkan individu-individu di seluruh dunia bersama-sama mengerjakan suatu materi digital dari manapun tanpa menghiraukan jarak antar mereka. Itulah yang terjadi dengan Wikipedia, Blog, My Space, YouTube, aneka opensource program, dan masih banyak lagi.

Ketersambungan seluruh warga dunia dalam jaringan internet membuka peran seluruh warga dunia untuk terlibat dalam memberikan informasi. Arus informasi tidak lagi up-down tapi bottom-up. Warga dunia menulis sejarahnya sendiri tanpa sensor dan hambatan birokratis. Sebuah proses dialektis yang super egaliter. Semuanya terjadi di depan layar komputer di rumah Anda. Kekuasaan sejarah ada pada papan ketik komputer di rumah Anda, bahkan kini di telepon seluler dalam genggaman Anda di manapun Anda berada.

Selama berabad-abad individu-individu (baca: YOU) ini hanyalah kelompok marginal di ranah jagad informasi. Mereka disebut kaum amatir atau "Am" untuk membedakannya dengan profesional atau "Pro". Perlahan namun pasti, “Kaum Am" ini menggugat ketradisionalan cara kerja redaksi media-media mainstream. Internetlah yang menjadikan mereka sebagai pewarta sekaligus editor. Kenyataan ini mendorong secara masif media mainstream yang selama ini memegang "otoritas tunggal" penyedia informasi memikir ulang posisinya.


***

Pesan apa yang ingin disampaikan sejarah baru ini? Pesannya adalah sebuah dialog peradaban baru tengah berlangsung, bukan dialog yang terjadi antara pemerintah dengan rakyatnya, bukan juga dialog media dengan pembacanya, tapi dialog antar masyarakat sendiri, antar warga dunia, pembaca dengan pembaca, citizen to citizen.

0 komentar: